3 Srikandi

Rabu, 07 Desember 2016








3 Srikandi adalah film yang diangkat berasal dari kisah nyata dan disutradarai oleh Imam Brotoseno .Film ini mengangkat kisah tiga atlet panahan wanita legendaris, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani bersama pelatihnya, Donald Pandiangan. Mereka bertiga merupakan atlet pemanah perempuan Indonesia pertama yang memenangkan medali di ajang Olimpiade, meraih medali perak untuk panahan beregu di Olimpiade Seoul 1988. Di balik prestasinya, mereka berangkat dari latar belakang kehidupan dan konflik yang berbeda-beda.
Masalah yang dialami ketiganya yaitu, Nurfitriyana awalnya tidak didukung oleh ayahnya untuk menjadi atlet. Sang ayah berharap ketimbang menjadi atlet, lebih baik fokus kepada studinya saja. Kusuma Wardhani atau Suma, juga tidak mendapatkan dukungan penuh dari orangtuanya. Ayahnya mendorong Suma untuk menjadi PNS supaya hidup lebih terjamin. Lain ceritanya dengan Lilies Handayani, atlet panahan yang berasal dari Surabaya. Kedua orangtua Lilies adalah mantan atlet dan mendukung anak mereka dalam berlatih. Tapi sang ibunda tidak menyetujui pacar pilihan Lilies, seorang atlet silat. Ibunya ingin Lilies menikah dengan seorang pengusaha yang kaya supaya masa depannya aman.
Film ini memiliki alur cerita yang menarik dan tidak membosankan. Hal ini juga pasti didukung oleh aktor dan aktrisnya yang mampu memainkan perannya dengan sangat baik, mulai dari ekspresi, intonasi, dan gerakan seperti mencerminkan karakter yang mereka perankan. Di film ini juga kita sangat menikmati setting 80-an yang ditampilkan dalam film 3 Srikandi. Detail-detail seperti barang-barang, kendaraan, dan pakaian yang ada di zaman itu. Pengambilan sudut pandang gambar juga sangat mendukung nuansa klasik yang dibuat dalam film ini. Dan dari film ini kita banyak yang bisa diambil, seperti semangatnya, pantang menyerah dan masih banyak lagi.
Namun, hanya sedikit dari film yang menunjukkan aksi tiga wanita ini memanah di Olimpiade Seoul. Dan beberapa lagi menunjukkan persiapan mereka untuk Olimpiade. Sisanya dari film yang lamanya kurang lebih 2 jam itu menekankan masalah-masalah pribadi dalam kehidupan tiga Srikandi dan juga pelatih mereka, Donald Pandiangan,
 
















































Indonesia dan UNESCO

Selasa, 18 Oktober 2016


saya di 15 tahun nanti

Selasa, 27 September 2016



15 tahun nanti…
           
Saya Aulia Divka Salsabila Prasetyo, anak pertama dari tiga bersaudara. Saya lahir pada tanggal 10 Juli 2002 dari pasangan Bapak Yusianto Adhe Prasetyo dan Ibu Sri Yani Ekawati. Hobi saya adalah membaca buku, menulis, dan membuat karya seni. Saya sangat senang berkhayal dan juga membuat rencana untuk masa depan saya nanti.
Sejak kecil saya seringkali menggambar baju karena awalnya saya diajak teman untuk menggambar. Lama-lama saya akhirnya sangat suka menggambar. Selain itu aku suka menggambar baju karena unik bentuknya. Itulah yang membuat aku ingin membuat beragam bentuk baju. Jenis baju yang sering saya gambar adalah jenis gaun pesta atau pernikahan.
Kesukaanku dalam menggambar baju membuat saya banyak membeli buku tentang desain pakaian. Dalam buku itu saya belajar menggambar atau memasangkan gambar pakaian pada model dibuku tersebut. Sampai saat ini terkadang kegiatan itu masih saya lakukan.
Berdasarkan kegiatan tersebut, lima belas tahun mendatang saya berharap menjadi seorang desainer baju yang sukses dan memiliki butik sendiri. Jika saya sudah sukses nanti, aku ingin mendesain gaun yang sangat indah, yang disukai oleh semua orang.
AMINN

Teks Eksemplum

Senin, 26 September 2016



Tersangkut di kolong kursi
          
           Sembilan tahun yang lalu, saat saya masih berumur Lima tahun. Diwaktu sore hari menjelang maghrib. Saya disuruh mandi oleh orangtua saya. Pada saat itu saya tidak ingin mandi, saya masih ingin bermain. Lalu pengasuh saya yang ingin memandikan saya dipanggil oleh orangtua saya untuk membantunya. Saat pengasuh saya dipanggil, saya memiliki kesempatan untuk bersembunyi, saya pun bersembunyi.
           Saya bersembunyi di belakang kursi yang ukurannya kecil dan pendek, saya bersembunyi dengan posisi kaki saya di bawah kolong kursi itu. Saat saya sembunyi, tiba-tiba pengasuh saya datang sehingga membuat saya kaget. Disaat saya kaget saya tergesa-gesa ingin berlari, tetapi kaki saya tidak bisa keluar, karena kaki saya tersangkut di kolong kursi. Pada saat kaki saya tersangkut di kolong kursi, saya pun memaksa kaki saya untuk keluar dari kolong kursi tersebut, lalu saya tarik kaki saya untuk keluar. Setelah kaki saya berhasil keluar, saya merasakan sakit di kaki saya, saya pun menangis dan pengasuh saya menggendong saya sambil memijat kaki saya.
           Setelah itu orangtua saya memanggil tukang urut untuk mengurut kaki saya yang sakit. Setelah diurut ternyata sakitnya tidak mereda bahkan malam tersebut saya tidak bisa tidur karena kesakitan. Maka besok paginya orangtua saya memutuskan untuk memeriksakan kaki saya ke dokter. Begitu hasil rontgen keluar ternyata kaki saya mengalami retak dan harus di gips selama satu bulan setengah. Karena kejadian itu saya pun tidak masuk sekolah selama satu bulan setengah.
           Hikmah yang bisa di ambil dari cerita saya adalah jangan main-main saat menjelang maghrib atau saat sedang adzan dan harus lebih berhati-hati.