Teks Eksemplum

Senin, 26 September 2016



Tersangkut di kolong kursi
          
           Sembilan tahun yang lalu, saat saya masih berumur Lima tahun. Diwaktu sore hari menjelang maghrib. Saya disuruh mandi oleh orangtua saya. Pada saat itu saya tidak ingin mandi, saya masih ingin bermain. Lalu pengasuh saya yang ingin memandikan saya dipanggil oleh orangtua saya untuk membantunya. Saat pengasuh saya dipanggil, saya memiliki kesempatan untuk bersembunyi, saya pun bersembunyi.
           Saya bersembunyi di belakang kursi yang ukurannya kecil dan pendek, saya bersembunyi dengan posisi kaki saya di bawah kolong kursi itu. Saat saya sembunyi, tiba-tiba pengasuh saya datang sehingga membuat saya kaget. Disaat saya kaget saya tergesa-gesa ingin berlari, tetapi kaki saya tidak bisa keluar, karena kaki saya tersangkut di kolong kursi. Pada saat kaki saya tersangkut di kolong kursi, saya pun memaksa kaki saya untuk keluar dari kolong kursi tersebut, lalu saya tarik kaki saya untuk keluar. Setelah kaki saya berhasil keluar, saya merasakan sakit di kaki saya, saya pun menangis dan pengasuh saya menggendong saya sambil memijat kaki saya.
           Setelah itu orangtua saya memanggil tukang urut untuk mengurut kaki saya yang sakit. Setelah diurut ternyata sakitnya tidak mereda bahkan malam tersebut saya tidak bisa tidur karena kesakitan. Maka besok paginya orangtua saya memutuskan untuk memeriksakan kaki saya ke dokter. Begitu hasil rontgen keluar ternyata kaki saya mengalami retak dan harus di gips selama satu bulan setengah. Karena kejadian itu saya pun tidak masuk sekolah selama satu bulan setengah.
           Hikmah yang bisa di ambil dari cerita saya adalah jangan main-main saat menjelang maghrib atau saat sedang adzan dan harus lebih berhati-hati.

0 komentar:

Posting Komentar