Tersangkut di kolong kursi
Sembilan tahun yang lalu, saat saya
masih berumur Lima tahun. Diwaktu sore hari menjelang maghrib. Saya disuruh
mandi oleh orangtua saya. Pada saat itu saya tidak ingin mandi, saya masih
ingin bermain. Lalu pengasuh saya yang ingin memandikan saya dipanggil oleh
orangtua saya untuk membantunya. Saat pengasuh saya dipanggil, saya memiliki
kesempatan untuk bersembunyi, saya pun bersembunyi.
Saya bersembunyi di belakang kursi yang
ukurannya kecil dan pendek, saya bersembunyi dengan posisi kaki saya di bawah kolong
kursi itu. Saat saya sembunyi, tiba-tiba pengasuh saya datang sehingga membuat
saya kaget. Disaat saya kaget saya tergesa-gesa ingin berlari, tetapi kaki saya
tidak bisa keluar, karena kaki saya tersangkut di kolong kursi. Pada saat kaki saya
tersangkut di kolong kursi, saya pun memaksa kaki saya untuk keluar dari kolong
kursi tersebut, lalu saya tarik kaki saya untuk keluar. Setelah kaki saya
berhasil keluar, saya merasakan sakit di kaki saya, saya pun menangis dan pengasuh
saya menggendong saya sambil memijat kaki saya.
Setelah itu orangtua saya memanggil
tukang urut untuk mengurut kaki saya yang sakit. Setelah diurut ternyata
sakitnya tidak mereda bahkan malam tersebut saya tidak bisa tidur karena
kesakitan. Maka besok paginya orangtua saya memutuskan untuk memeriksakan kaki
saya ke dokter. Begitu hasil rontgen keluar
ternyata kaki saya mengalami retak dan harus di gips selama satu bulan setengah. Karena kejadian itu saya pun tidak
masuk sekolah selama satu bulan setengah.
Hikmah yang bisa di ambil dari cerita
saya adalah jangan main-main saat menjelang maghrib atau saat sedang adzan dan harus
lebih berhati-hati.
0 komentar:
Posting Komentar