saya di 15 tahun nanti

Selasa, 27 September 2016



15 tahun nanti…
           
Saya Aulia Divka Salsabila Prasetyo, anak pertama dari tiga bersaudara. Saya lahir pada tanggal 10 Juli 2002 dari pasangan Bapak Yusianto Adhe Prasetyo dan Ibu Sri Yani Ekawati. Hobi saya adalah membaca buku, menulis, dan membuat karya seni. Saya sangat senang berkhayal dan juga membuat rencana untuk masa depan saya nanti.
Sejak kecil saya seringkali menggambar baju karena awalnya saya diajak teman untuk menggambar. Lama-lama saya akhirnya sangat suka menggambar. Selain itu aku suka menggambar baju karena unik bentuknya. Itulah yang membuat aku ingin membuat beragam bentuk baju. Jenis baju yang sering saya gambar adalah jenis gaun pesta atau pernikahan.
Kesukaanku dalam menggambar baju membuat saya banyak membeli buku tentang desain pakaian. Dalam buku itu saya belajar menggambar atau memasangkan gambar pakaian pada model dibuku tersebut. Sampai saat ini terkadang kegiatan itu masih saya lakukan.
Berdasarkan kegiatan tersebut, lima belas tahun mendatang saya berharap menjadi seorang desainer baju yang sukses dan memiliki butik sendiri. Jika saya sudah sukses nanti, aku ingin mendesain gaun yang sangat indah, yang disukai oleh semua orang.
AMINN

Teks Eksemplum

Senin, 26 September 2016



Tersangkut di kolong kursi
          
           Sembilan tahun yang lalu, saat saya masih berumur Lima tahun. Diwaktu sore hari menjelang maghrib. Saya disuruh mandi oleh orangtua saya. Pada saat itu saya tidak ingin mandi, saya masih ingin bermain. Lalu pengasuh saya yang ingin memandikan saya dipanggil oleh orangtua saya untuk membantunya. Saat pengasuh saya dipanggil, saya memiliki kesempatan untuk bersembunyi, saya pun bersembunyi.
           Saya bersembunyi di belakang kursi yang ukurannya kecil dan pendek, saya bersembunyi dengan posisi kaki saya di bawah kolong kursi itu. Saat saya sembunyi, tiba-tiba pengasuh saya datang sehingga membuat saya kaget. Disaat saya kaget saya tergesa-gesa ingin berlari, tetapi kaki saya tidak bisa keluar, karena kaki saya tersangkut di kolong kursi. Pada saat kaki saya tersangkut di kolong kursi, saya pun memaksa kaki saya untuk keluar dari kolong kursi tersebut, lalu saya tarik kaki saya untuk keluar. Setelah kaki saya berhasil keluar, saya merasakan sakit di kaki saya, saya pun menangis dan pengasuh saya menggendong saya sambil memijat kaki saya.
           Setelah itu orangtua saya memanggil tukang urut untuk mengurut kaki saya yang sakit. Setelah diurut ternyata sakitnya tidak mereda bahkan malam tersebut saya tidak bisa tidur karena kesakitan. Maka besok paginya orangtua saya memutuskan untuk memeriksakan kaki saya ke dokter. Begitu hasil rontgen keluar ternyata kaki saya mengalami retak dan harus di gips selama satu bulan setengah. Karena kejadian itu saya pun tidak masuk sekolah selama satu bulan setengah.
           Hikmah yang bisa di ambil dari cerita saya adalah jangan main-main saat menjelang maghrib atau saat sedang adzan dan harus lebih berhati-hati.

Pantun Perubahan Sosial

Jumat, 02 September 2016



"Katanya sih, Pantun"

Selasa, 29 Agustus 2016.
Pelajaran IPS kali ini, mengenai perubahan sosial budaya. Tidak belajar lewat buku yang membuat kepala bisa mumet, melainkan dengan membuat pantun. Kelompok kami terdiri dari Yasmin, Candrika, Divka, Rakha dan Abit. Dinamakan kelompok 'Lembah', entah apa hubungannya dengan kami berlima. Berikut ini, pantun-pantun yang kami buat berbalas pantun dengan kelompok lain.

Raden Daffa anak bupati Waykanan yang kedua
Katanya dia suka nari saman
Biaya hidup aja masih dibayarin orangtua
Tapi gayanya sok kekinian dan sok kegantengan

Sekolah aja masih dibawain bekel
Pulangnya juga suka malam
Dulu Raissa main bekel
Sekarang, Raissa sok-sok an jadi selebgram

Kelas 7, Kay sukanya main sama Edo
Makannya sama permen lolipop
Dulu aja jagonya beladiri taekwondo
Sekarang, tiap pagi malah nge-dance K-Pop